Pages

Subscribe:

Selasa, 27 November 2012

investasi

 Pencapaian realisasi investasi Indonesia yang telah menyentuh angka 58% selama periode semester I tahun 2010 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009 lalu, cukup menyejukkan hati pemerintah. Sebab, dari target realisasi investasi sepanjang 2010 yang dipatok senilai Rp 160 triliun, tugas mendapatkan investasi menjadi lebih ringan pada semester II tahun 2010, dibandingkan semester sebelumnya. Namun benarkah demikian? Bukankah masih terlalu banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk didalamnya membenahi iklim investasi?
Potensi Kegagalan
Hasil pengamatan di lapangan mencatat beberapa kemungkinan kegagalan pemerintah dalam mencapai target investasi Rp 160 triliun tersebut.
Pertama, faktor infrastruktur yang acapkali mengganjal berbagai rencana investasi di dalam negeri. Selain itu, kendala infrastruktur juga meningkatkan cost atau biaya tinggi yang harus dikeluarkan investor, bahkan sebelum investasi diwujudkan. Akibatnya, banyak investor yang mengeluhkan investasi di Indonesia sebagai investasi yang merugikan dibanding dengan investasi di negara kawasan Asia Tenggara. Hal ini tentu sangat merugikan Indonesia dalam menarik potensi investasi dari seluruh dunia.
Kedua, faktor regulasi pemerintah yang kerap menjadi kontraproduktif bagi kegiatan perekonomian Indonesia, utamanya bagi kegiatan investasi yang direncanakan pada seluruh wilayah dan daerah. Ditambah lagi masih terjadi perbedaan penerapan peraturan dan Undang-Undang (UU) antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). Akibatnya, potensi investasi menjadi seret karena banyaknya prosedur dan besarnya biaya yang harus ditanggung investor, padahal investasi belum berjalan sama sekali.
Ketiga, ego sektoral yang terjadi diantara instansi pemerintah, sehingga berdampak pada lambatnya eksekusi dari berbagai sektor investasi yang direncanakan. Hal ini berakibat pada membengkaknya pembiayaan yang harus ditanggung para investor, sementara kepastian dari perijinan dan berjalannya suatu investasi tidak bisa diperoleh. Jika tidak, maka berbagai regulasi pemerintah sulit diimplementasikan sesuai perencanaan awal. Bahkan, akan sangat merugikan bagi perekonomian Indonesia sebab akan banyak sektor investasi yang terkena imbas ego sektoral itu.
Jangan Digantung-gantung
Saat ini, seluruh sektor investasi di Indonesia sangat membutuhkan kebijakan pemerintah yang jelas dan tepat. Sehingga, jika ada kebijakan pemerintah yang digantung-gantung, maka dipastikan akan kembali menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha. Akibatnya, laju perekonomian terhalang. Itu sebab, setelah pemerintah menetapkan suatu kebijakan maka harus segera diikuti dengan membuat program yang dapat mengkompensasi sektor investasi, yang akan terlihat dengan adanya solusi yang win-win.
Mengatasi hal-hal tersebut, pemerintah tidak boleh berdiam diri dan melakukan pembiaran terhadap kendala-kendala yang tengah berlaku di dalam perekonomian Indonesia. Tujuannya jelas, untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan dengan iklim kondusif akan meningkatkan investasi secara signifikan. Implikasinya adalah, terjadi penciptaan lapangan kerja yang signifikan pula di berbagai daerah yang dimasuki investasi tersebut. Dan pada akhirnya, investasi itu akan mampu mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Hal ini sangat sesuai dengan program prioritas yang dicanangkan pemerintah, yaitu pro growth, pro poor, dan pro job.
 
Langkah-Langkah Antisipatif
Upaya serius yang harus dilakukan pemerintah ke depan adalah, harus membenahi berbagai kendala tersebut secara intens dan terpadu. Sehingga target investasi yang dipatok pada angka yang cukup moderat itu, dapat secara optimistis tercapai.
Sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan pemda juga harus diberlakukan secara simultan dan efektif, untuk menjaga program dan target pencapaian berada dalam koridor yang aman dan positif. Apalagi jika mencermati berbagai potensi investasi di seluruh daerah Indonesia, yang memiliki nilai tambah (value added) cukup tinggi bagi perekonomian Indonesia.
Selain itu, minat investasi asing maupun domestik untuk masuk ke Indonesia sangat tinggi. Karena Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang mampu menjaga tingkat pertumbuhan ekonominya pada tataran positif, dibandingkan dengan berbagai negara lain di dunia.
Tangkap Peluang
Karena itu, jika membandingkan kendala yang ada dengan potensi serta value added investasi di daerah, maka optimistis pencapaian investasi menjadi suatu keniscayaan untuk terlaksana. Namun, jika keinginan politik dan pemerintah tidak sekuat harapan investor yang coba dituangkan dalam tulisan ini, maka target investasi menjadi suatu kemustahilan untuk tercapai. Dengan demikian, untuk mencapai target investasi maka seluruh peluang dan potensi yang ada harus ditangkap secara bijak.
Mengakhiri tulisan ini, kami menghimbau dan mengingatkan pada seluruh stakeholders bahwa kekayaan Bumi Pertiwi Indonesia haruslah dinikmati pertama-tama oleh masyarakat Indonesia, yang ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat. Karena itu, langkah nyata dan implementasi kebijakan pemerintah dalam mendorong percepatan investasi Indonesia, mutlak diperlukan.
Ayo maju, bersama kita bisa!

0 komentar:

Posting Komentar